[PERTEMUAN DARING ANGGOTA FIHRM-AP] TOPIK DISKUSI: DARI PANDEMI HINGGA PASCA-PANDEMI: PROSPEK BARU UNTUK MUSEUM DAN PEKERJAAN HAK ASASI MANUSIA WAKTU: 26 JULI 2023

Pertemuan daring Anggota Federasi Museum Hak Asasi Manusia Internasional Cabang Asia Pasifik (FIHRM-AP)
Konten:
Federasi Museum Hak Asasi Manusia Internasional Cabang Asia Pasifik (FIHRM-AP) didirikan pada Konferensi Dewan Museum Internasional (ICOM Kyoto) pada bulan September 2019, dengan mengusung misi FIHRM, FIHRM-AP berperan sebagai wadah pertukaran bagi museum dan organisasi di kawasan Asia-Pasifik dengan mengajak seluruh negara yang peduli dengan situasi hak asasi manusia di kawasan ini untuk membangun nilai-nilai museum dengan hak asasi manusia sebagai intinya dan mempromosikan praktik konsep hak asasi manusia kontemporer.
Pada bulan November tahun ini, FIHRM-AP akan mengadakan pertemuan tahunan pertamanya di Taiwan. Sebagai kegiatan pemanasan untuk event ini, pertemuan ini mengundang anggota FIHRM-AP untuk berbagi topik “Dari pandemi hingga pasca-pandemi: Prospek baru untuk museum dan pekerjaan hak asasi manusia”, mumenyambut semua pihak yang tertarik dengan FIHRM-AP untuk bergabung dalam diskusi yang akan dilakukan dengan interpretasi bahasa Mandarin dan Inggris. Silakan mendaftar terlebih dahulu.
Link Pendaftaran: Formulir pendaftaran pertemuan daring anggota FIHRM-AP
Tautan rapat akan dikirim setelah pendaftaran berhasil.
❉ Agenda rapat:
14:00 — 14:10 Kata sambutan dari ketua
Hong Shi-fang, Direktur Museum Nasional Hak Asasi Manusia (NHRM) dan Ketua Federasi Museum Hak Asasi Manusia Internasional Cabang Asia Pasifik (FIHRM-AP)
14:10 — 14:20 Laporan FIHRM-AP
Sekretariat Pertemuan Tahunan FIHRM-AP
14:20 — 15:00 Berbagi Anggota AP I
Pembicara | Andi Achdian, Kepala Program Studi Sosiologi FISIP UNAS dan Kepala Museum HAM Munir
Topik | Peringatan dan Kekerasan Politik Masa Lampau
15:00 — 15:40 Berbagi Anggota AP II
Pembicara | Patporn (Aor) Phoothong, peneliti independen
Topik | Pendidikan Perdamaian di Bawah Konflik Kekerasan: Menjajaki Kemungkinan Pendirian Museum Perdamaian di Provinsi Perbatasan Selatan Thailand
15:40 — 16:00 Diskusi Umum
Moderator| Lin Wen-ling, Lektor Departemen Studi Museum, Universitas Katolik Fu Jen (FJU)
Pengulas | Chen Chia-li, Profesor Departemen Penelitian Museum, Universitas Seni Nasional Taiwan (TNUA)
Tentang pembicara:
Andi Achdian adalah Kepala Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Nasional Indonesia dan Ketua Yayasan Rumah Munir. Museum HAM Munir awalnya didirikan pada tahun 2013 oleh Yayasan Hak Asasi Manusia Rumah Munir di Kota Batu, Jawa Timur, tempat pengacara Munir lahir dan besar. Museum didirikan dengan tujuan mempromosikan hak asasi manusia bagi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda untuk memupuk jiwa anak muda yang cinta perdamaian, menghormati hak asasi manusia, dan menjunjung tinggi prinsip toleransi dan kesetaraan.
Artikel terkait: Melawan lupa: Museum dan Gerakan Politik Indonesia
Tentang pembicara:
Patporn (Aor) Phoothong bergelut di bidang pendidikan perdamaian, bekerja di Museum Perdamaian dan pekerjaan pengarsipan. Baru-baru ini, dia melakukan studi kelayakan pendirian museum perdamaian bertema ujung selatan Thailand. Dia juga merupakan salah satu penggagas Proyek Museum Holocaust tanggal 6 Oktober 1976 dan Proyek Museum Selatan
dan Pengarsipan, yang berkomitmen untuk menggunakan museum dan arsip sebagai alat untuk mendorong transformasi konflik dan menciptakan perdamaian. Aor telah terlibat dalam pekerjaan museum dan arsip untuk mempromosikan perdamaian dan keadilan sejak tahun 2011. Dia sedang melakukan studi kasus tentang “Menuju Perdamaian dan Rekonsiliasi: Studi Kasus Perdamaian di Jepang dan Filipina” melalui Program Hibah Nippon Foundation di Asia.
Artikel terkait: Biarkan saksi benda bercerita: Sekilas Proyek Museum 6 Oktober